Nabi Isa


Secara teologis, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, 1998), Cet. II, hal. 31, menjelaskan bahwa tak seorang pun bayi selamat dari tempelengan setan ketika baru dilahirkan sehingga mereka menangis sebagaimana kutipan berikut:

 الشيطان لعنة الله، التي لم يسلم منها إلا عيسى بن مريم وأمه عليهما السلام ، وذلك أن الله أعاذهما منها ، بقول أم مريم زوجة عمران : [وإني أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ] آل عمران 3/36. كما ذكر ذلك في الحديث، وإن إبليس جاء ليطعن فوقعت طعنته في الحجاب. 

Artinya, “Ketika manusia dilahirkan dari perut (rahim) ibunya, ia menangis keras. Hal itu disebabkan ia ditempeleng oleh setan terkutuk yang tak seorangpun selamat darinya kecuali Nabi Isa putra Maryam dan sang ibu alaihimas salam. 

Hal itu disebabkan Allah melindungi mereka berdua karena ibu dari Siti Maryam, istri Imran, sebelumnya pernah berdoa demikian.’Dan sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu, untuk dia dan keturunannya, dari gangguan setan yang terkutuk.’ (Q.S. 3:36). Juga disebutkan dalam hadits, ‘Ketika Iblis datang untuk menusuknya, maka tusukan itu mengenai tabir.” (HR. Bukhari dan Muslim)Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, setiap bayi, baik laki-laki maupun perempuan, terlahir dalam keadaaan menangis disebabkan oleh ulah setan terkutuk yang sengaja menempeleng mereka. Penjelasan ini merujuk pada hadits Rasulullah shallahu alaihi wasallam sebagai berikut:

Artinya,“Tidak ada seorang bayi yang terlahir tanpa mendapatkan tusukan dari setan sehingga bayi itu menangis keras karenanya kecuali putra Maryam dan ibunya. (HR. Muslim) Tidak hanya setan, Iblis juga terlibat dalam hal ini.
Artinya sejak manusia dilahirkan ke dunia Iblis dan setan telah mulai menggoda untuk merusak fitrah mereka. 

Kedua, Nabi Isa dan ibunya Siti Maryam alaihima salam adalah satu-satunya yang selamat dari tempelengan setan karena Allah melindungi keduanya disebabkan sebelumnya ibu dari Siti Maryam yang tak lain adalah istri Imran, pernah secara khusus berdoa kepada Allah agar keduanya dilindungi dari gangguan setan. Doa itu sebagaimana tertulis di dalam Al-Qurán sebagai berikut:
وَإِنِّي أُعِيْذُها بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْ

Artinya,“Dan sesungguhnya aku mohon kepada-Mu perlindungan untuk dia (Maryam) dan keturunannya (Isa) dari gangguan setan terkutuk.” (Q.S. 3:36)
 
Ketiga, kisah keterlibatan Iblis dalam hal ini sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslimm berbunyi, “Ketika Iblis datang untuk menikamnya, maka tikaman itu mengenai tabir.” Tujuan Iblis dan setan dalam aksinya ini adalah untuk mempengaruhi manusia agar menyimpang dari fitrahnya, yakni beriman tauhid dengan bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya yang wajib disembah. Kesaksian ini terjadi di alam azali ketika Allah menanyai mereka satu per satu tentang siapa Dia? 

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
Artinya: “Bukankah Aku (Allah) ini Tuhan kamu? Mereka menjawab: “Ya, kami menjadi saksi.” (Q.S. 7:172)
 
Terkait dengan godaan setan dan Iblis di atas, Sayyid Abdullah Al-Haddad selanjutnya menjelaskan bahwa sunnah hukumnya mengumandangkan adzan di telinga kanan si bayi yang baru lahir dan iqamat di telinga kirinya. Hal ini tak lain merupakan upaya penyelamatan terhadap si bayi agar ia tetap dalam dalam fitrahnya, yakni beriman tauhid. 
 
Daei uraian di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Isa dan ibunya Siti Maryam alaihima salam tidak menangis ketika masing-masing dilahirkan ke dunia karena Allah memang melindunginya dari tempelengan setan. Dengan kata lain, doa istri Imran yang tak lain adalah ibundanya Siti Maryam dikabulkan oleh Allah subhanahu wataála. Keduanya, ibu dan anak ini, memang orang-orang luar biasa karena sang anak lahir dari sang ibu yang masih perawan suci – sebuah fenomena yang menguji keimanan kita sepanjang masa.  (Sihin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama