Doa Memohon Kemudahan Urusan


Dalam Al-Qur’an Surat Thâhâ diceritakan tentang kisah Nabi Musa ‘alaihissalam berhadapan dengan Fir’aun yang pernah mengaku sebagai Tuhan. Sepanjang menghadapi raja yang sombong dan durhaka tersebut, Nabi Musa melalui berbagai macam rintangan. Saat itulah, Nabi Musa memanjatkan doa sebagaimana yang terekam dalam ayat 25-28:

رَبِّ ا شْرَحْ لِيْ صَدْرِ وَيَسِّرْلِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْ قَوْلِيْ

Rabbisyrahlî shâdrî wayassyirlî amrI wahlul uqdatam mil-lisânî yafqahû qaulî.

Artinya: "Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS Thâhâ[ 20]: 25-28)

Doa ini setidaknya mengandung tiga permintaan. Pertama, memohon diangkatnya rasa susah yang menyesakkan dada. Kedua, memohon dilenyapkannya berbagai kesulitan. Dan ketiga, memohon kelancaran dalam bertutur kata sehingga mudah diserap dan dipahami para pendengarnya.

Atas jenis permohonan ini, tak heran apabila doa ini sering dibaca siapa saja yang hendak menghadapi hal-hal penting seperti ujian skripsi bagi mahasiswa, pidato di depan khalayak, ataupun tantangan sejenisnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama