Deskripsi Masalah :
Dalam kitab Fath al-Mu’in ada ibarot sebagai berikut :
( وفرضه ) أي الصوم ( نية – إلى أن قال- ( لكل يوم ) فلو نوى أول ليلة رمضان صوم جميعه لم يكف لغير اليوم الأول قال شيخنا لكن ينبغي ذلك ليحصل له صوم اليوم الذي نسي النية فيه عند مالك كما تسن له أول اليوم الذي نسيها فيه ليحصل له صومه عند أبي حنيفة وواضح أن محله إن قلد وإلا كان متلبسا بعبادة فاسدة في اعتقاده . فتح المعين - (ص 88) دار الكتب العلمية
Meskipun kita bermadzhab Syafii, jika melihat pada ibarot di atas kita dianjurkan melakukan niat 30 hari penuh ketika awal puasa ramadhan, mengikuti Imam Malik. Sebagaimana ketika di petengahan ramadhan kita lupa menginapkan niat maka dianjurkan mengikuti madzhab Hanafi. Akan tetapi, sayangnya dari ibarot di atas tidak ada pembahasan lebih lanjut.
Pertanyaan :
Bagi orang yang terlanjur tidak niat puasa sampai siang hari, apakah sah puasanya dengan mengikuti Madzhab Hanafi yang memperbolehkan niat di siang hari, dan seperti apa prakteknya?
Jawaban :
Orang yang lupa niat puasa di malam hari kemudian ia niat pada siang hari dengan mengikuti (taqlid) pada Imam Abu Hanifah maka puasanya sah.
Prakteknya :
- Harus ada niat taqlid pada Imam Abu Hanifah
- melaksanakan niat puasa untuk hari itu pada waktu dia ingat
- belum melewati zawal
Referensi :
📚 إعانة الطالبين - (ج 2 / ص 121) 📚 حاشية الجمل - (ج 8 / ص 255)