7 Adab Agar Doa' Dikabulkan

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam haditsnya bahwa doa adalah perkara yang mulia di mata Allah SWT. Dalam riwayat lainnya, beliau juga bersabda,

سَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ، فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ

Artinya: Mintalah kepada Allah, karena Dia suka diminta. Ibadah yang terbaik adalah menunggu saat salat wajib tiba. (HR Tirmidzi)

Untuk itu, Imam al-Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin menjelaskan sejumlah adab berdoa agar diperkenankan oleh Allah SWT. Berikut penjelasannya.

1. Berdoa di waktu-waktu mustajab.

Setiap panggilan tentu mengharapkan jawaban. Saat seorang hamba menyampaikan hajatnya kepada Allah, ia tentu berharap Allah mengijabah doanya.

Oleh karena itu, Rasulullah mengajarkan beberapa waktu mustajab berdoa sehingga umatnya termotivasi untuk banyak berdoa di waktu-waktu tersebut. Jika berdoa di waktu ini dengan benar, maka kemungkinan doa tersebut dikabulkan juga lebih besar. 

Ada banyak waktu mustajab doa. Di antaranya terdapat dalam isyarat firman Allah:

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah) (QS. Az-Zariyat [51]: 18).

Ayat di atas menunjukkan bahwa waktu sahur adalah waktu mustajab doa, sehingga kita dianjurkan untuk banyak beristigfar di waktu tersebut.

2. Berdoa di kondisi-kondisi yang mustajab

Selain waktu, kondisi juga dapat menjadi perantara cepatnya doa terkabul. Rasulullah mengajarkan ada beberapa kondisi yang menyebabkan doa seseorang cepat terkabul. Di antaranya terdapat dalam sabda Rasulullah :

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ ‏

Sedekat-dekatnya hamba dari Rabb-Nya adalah saat ia sujud. Maka, perbanyaklah berdoa (HR. Muslim no. 482).

Di sisi lain, berdoa di waktu atau kondisi yang mustajab juga menunjukkan keseriusan seseorang dalam berdoa dan memohonkan hajatnya kepada Allah.

3. Menghadap kiblat dan mengangkat tangan

Adab berdoa berikutnya adalah menghadap kiblat dan mengangkat tangan. Ada banyak sekali riwayat -sampai derajat mutawatir- yang mengabarkan bahwa Rasulullah mengangkat tangan beliau saat berdoa. Di antaranya adalah riwayat dari Sahabat Anas bin Malik ra.:

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَىْءٍ مِنَ الدُّعَاءِ

Rasulullah mengangkat kedua tangan beliau dalam berdoa (HR. Abu Dawud no. 1170).

Selain mengangkat tangan, Rasulullah  memperingatkan kepada kita untuk tidak mengangkat wajah ke atas saat berdoa, tetapi menundukkan wajah dan penglihatan sebagai bentuk ketundukan kepada Allah.

Setelah berdoa, kita dianjurkan untuk mengusapkan tangan ke wajah. Sahabat Abu Darda ra. berkata, “Angkatlah kedua tangan ini ketika berdoa lalu usapkanlah ke wajah setelah di akhir berdoa.”

4. Melirihkan suara saat berdoa

Dalam berdoa, kita sangat disarankan untuk memanjatkan doa-doa dengan suara lirih, yaitu antara bersuara dan berbisik. Rasulullah memberi peringatan kepada para sahabatnya saat mereka berdoa dengan suara keras:

ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا قَرِيبًا

Rendahkan suara kalian hingga (terdengar oleh) kalian saja, karena sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada zat yang tuli atau tidak ada, tetapi kalian berdoa kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat (HR. Bukhari no. 7386).

5. Berdoa dengan hati tundukImam Al-Ghazali menjelaskan, dalam berdoa, posisi kita adalah sebagai orang yang membutuhkan bantuan dan karunia Allah. Oleh karena itu, kita harus bisa bersikap selayaknya orang yang meminta, bukan yang memerintah atau menuntut.

Kita sangat perlu menjaga sikap hati saat berdoa, karena Allah berfirman:

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (QS. Al-A’raf [7]: 55).

Berdoa dengan suara keras secara sadar menurut sebagian ulama termasuk berdoa yang melampaui batas.

6. Tidak Terburu-buru

Adab doa lainnya adalah berdoa dengan sungguh-sungguh dan tidak terburu-buru. Bahkan, Imam Al Ghazali menganjurkan untuk mengulang bacaan doa sebanyak tiga kali.

Keterangan ini didasarkan dari riwayat Ibn Mas'ud RA yang berkata, "Apabila Nabi Muhammad SAW berdoa, beliau berdoa tiga kali. Dan apabila meminta, beliau juga meminta tiga kali,"

7. Didahului Asmaul Husna

Terakhir, Rasulullah SAW dalam haditsnya pernah berkata, orang yang membaca doa dengan menyematkan Asmaul Husna di dalamnya akan diperkenankan doanya tersebut. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata:

"Nabi SAW masuk ke masjid. Di dalam masjid ada seorang lelaki melakukan salat dan dia berdoa dan dalam doanya dia mengucapkan: 'Ya Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Engkaulah ya Allah Dzat yang memberi kenikmatan, Engkaulah Dzat yang menciptakan langit dan bumu, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan,'

Maka Nabi SAW bersabda, 'Tahukah kamu sekalian, orang itu berdoa dengan apa? Dia menyebut nama Allah yang Agung di dalam doanya. Yang apabila nama-Nya disebut, Allah pasti mengabulkan doanya dan apabila mohon sesuatu denganNya pasti diberi,'" (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama